MAHAGABUT - Gas air mata disebut jadi penyebab utama Tragedi Kanjuruhan usai laga Liga 1 antara Arema FC versus Persebaya Surabaya pada 1 Oktober 2021 lalu.
Tragedi Kanjuruhan meninggalkan dukacita mendalam bagi warga dunia. Total korban meninggal akibat insiden tersebut mencapai 132 orang.
FIFA dengan jelas melarang penggunaan gas air mata di stadion. Tetapi, polisi mengklaim pihaknya menembakkan gas air mata untuk menangangani tindakan anarkis suporter usai kekalahan Arema FC dari tim tamu. Lantas apakah gas air mata berbahaya?
Baca Juga: Wisuda Geger! Video Fotografer Adu Jotos, Diduga Rebutan Pelanggan
Ahli Spesialis Paru dr. Erlina Burhan, M.Sc, SpP (K) menyebut gas air mata dapat mengganggu pernapasan apabila terhirup.
Sebab, gas air mata mengandung zat kimia yang dapat memicu iritasi di saluran pernapasan.
"Apabila zat kimia ini terhirup, akan terjadi iritasi di saluran napas dan ini membuat saluran napas sembab atau bengkak sehingga menyempit karena dindingnya inflamasi," saat dihubungi Kabar Siang seperti dilihat dalam kanal YouTube tvOneNews, Selasa (12/10/2022).
Baca Juga: Kepsek SMA Negeri 1 Turen Diduga Cek Siswi Pakai Pembalut atau Tidak, Berbuntut Demo
Erlina mengatakan, kondisi itu membuat orang susah bernapas dan menghasilkan sekret atau cairan sehingga bisa batuk-batuk.
Efek zat yang terkandung dalam gas air mata, kata dia, juga bisa menimbulkan sensasi seperti terbakar hingga rasa seak karena oksigen yang dihirup berkurang.
Artikel Terkait
Heboh Video Dinarasikan Pelajar Satu Kelas Ujian di Restoran Cepat Saji, Fakta di Baliknya Bikin Meringis
Ditanya soal Potensi Ferdy Sambo Lolos dari Hukuman Mati, Begini Tanggapan Dosen Fakultas Hukum
UMS Siap Buka Cabang di Korea Selatan, Universitas Muhammadiyah Seoul Trending di Twitter
Video Oknum Guru Pukul Murid di Poso, Tuai Kecaman
Jokowi Ngakak Bareng Teman Kuliah Singgung Tudingan Punya Ijazah Palsu
Kreatif! Video Siswa SMA Main Terompet Pemersatu Bangsa Pakai Pianika, Sampai Dicolek Menteri